QUATRINA AMIRULLAH
Kepala Sekolah
Keterlibatan Ibu Quatrina, atau akrab dipanggil "Ibu Ai" di dalam Rumah Indonesia dimulai sejak tahun 2014 sebagai orang tua murid Kelas Bahasa. Ibu dua anak ini sudah menetap di Amerika Serikat bersama suami, Emir Amirullah, sejak tahun 2001. Sehari-harinya, Ibu Ai bekerja sebagai Senior Human Resources Business Partner di sebuah Lembaga Keuangan Internasional di Washington DC sejak tahun 2003. Ibu Ai meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia di tahun 1998 dan MBA dari University at Buffalo - New York di tahun 2003.
Diwaktu senggangnya, selain sibuk mengantar kedua anaknya (Rashad dan Fay) ke kegiatan ekstra-kulikuler, Ibu Ai senang traveling bersama keluarga dan berolahraga dengan suami dan teman-temannya.
Tiga alasan mengapa Ibu Ai sangat mendorong kedua anaknya untuk terus belajar Bahasa Indonesia: (1) Agar mereka tidak kehilangan identitas mereka sebagai orang Indonesia walaupun mereka lahir dan dibesarkan di luar negeri; (2) agar mereka tetap bisa berkomunikasi dengan sanak keluarga di tanah air; dan (3) berdasarkan riset, anak dwibahasa mempunyai kemampuan untuk konsentrasi, memecahkan masalah dan kreatifitas yang tinggi. Ini tentu saja penting untuk kesuksesan akademis mereka.
Ibu Ai berharap, semoga Kelas Bahasa Indonesia semakin sukses dalam menjadi wacana untuk melestarikan bahasa dan budaya Indonesia dan sekaligus mempererat tali persaudaraan komunitas Indonesia di Washington DC.
Kepala Sekolah
Keterlibatan Ibu Quatrina, atau akrab dipanggil "Ibu Ai" di dalam Rumah Indonesia dimulai sejak tahun 2014 sebagai orang tua murid Kelas Bahasa. Ibu dua anak ini sudah menetap di Amerika Serikat bersama suami, Emir Amirullah, sejak tahun 2001. Sehari-harinya, Ibu Ai bekerja sebagai Senior Human Resources Business Partner di sebuah Lembaga Keuangan Internasional di Washington DC sejak tahun 2003. Ibu Ai meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia di tahun 1998 dan MBA dari University at Buffalo - New York di tahun 2003.
Diwaktu senggangnya, selain sibuk mengantar kedua anaknya (Rashad dan Fay) ke kegiatan ekstra-kulikuler, Ibu Ai senang traveling bersama keluarga dan berolahraga dengan suami dan teman-temannya.
Tiga alasan mengapa Ibu Ai sangat mendorong kedua anaknya untuk terus belajar Bahasa Indonesia: (1) Agar mereka tidak kehilangan identitas mereka sebagai orang Indonesia walaupun mereka lahir dan dibesarkan di luar negeri; (2) agar mereka tetap bisa berkomunikasi dengan sanak keluarga di tanah air; dan (3) berdasarkan riset, anak dwibahasa mempunyai kemampuan untuk konsentrasi, memecahkan masalah dan kreatifitas yang tinggi. Ini tentu saja penting untuk kesuksesan akademis mereka.
Ibu Ai berharap, semoga Kelas Bahasa Indonesia semakin sukses dalam menjadi wacana untuk melestarikan bahasa dan budaya Indonesia dan sekaligus mempererat tali persaudaraan komunitas Indonesia di Washington DC.